Sabtu, 05 April 2008

MATERI KULIAH

Contoh “Metode Penelitian” dalam Tesis (Rudi Hardi)

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bidang Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Sosial-ekonomi. Sedangkan yang menjadi fokus dari obyek penelitian adalah keterkaitan (pengaruh) aktivitas masyarakat (sosial) terhadap pembangunan ekonomi.
Penelitian ini lebih menekankan (spesifikasi) pada keterkaitan dan atau pengaruh budaya lokal (Upacara Lingkaran Hidup) dalam istitusi masyarakat nelayan terhadap pembangunan ekonomi (peningkatan pendapatan) di wilayah pesisir.
B. Objektifitas Penelitian
Myrdal (1969:55) mengemukakan bahwa suatu ilmu sosial yang “tidak memihak” tidak pernah ada dan untuk alasan-alasan yang logis, tidak akan pernah ada. (A “disinterested” social science has never existed and, for logical reasons, can never exist). Namun demikian, untuk memperkecil kemencengan (bias) atau keberpihakan (subjektivitas) dalam penelitian ini, maka penulis berusaha menjadi objektif.
Dan untuk menjadi objektif, Myrdal (1969:3-4) mengemukakan bahwa etos ilmu pengetahuan sosial adalah mencari kebenaran objektif. Dan untuk memperoleh objektivitas adalah menghindari suatu pandangan yang memihak, serta membebaskan diri dari (1) warisan peninggalan yang kuat (the powerful heritage) dari penulisan-penulisan sebelumnya di bidang ilmiah yang digarapnya, yang biasanya mengandung pengertian-pengertian yang normatif dan teologis yang diwariskan oleh generasi terdahulu dan dilandaskan atas filsafat-filsafat moral metafisika tentang hukum alam serta utilitarianisme yang dari padanya bersumber seluruh teori sosial dan ekonomi; (2) pengaruh-pengaruh seluruh lingkungan kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik dari masyarakat di mana ia hidup, bekerja, memperoleh kedudukan dan status di dalamnnya; dan (3) pengaruh yang bersumber pada kepribadiannya sendiri, seperti yang dibentuk bukan hanya oleh tradisi-tradisi dan lingkungan tapi juga oleh sejarah pribadi, pembawaan dan kecenderungan-kecenderungannya.
Ini penting, karena pengaruh-pengaruh tersebut kalau tidak dikendalikan akan menimbulkan kemencengan (biases) yang sistematis dalam riset dan dengan demikian membawa pada pengetahuan yang salah (Myrdal, 1969:4-5).
Sedangkan Wallerstein (1996; ) mengemukakan bahwa makna objektivitas diikatkan pada pengertian bahwa pengetahuan tidaklah bersifat a priori. Dan lawan dari “objektif” dianggap menjadi “subyektif” yang didefinisikan sebagai penyusupan prasikap (biases) ke dalam diri sang peneliti dalam pengumpulan dan interpretasi data. Hal ini dipandang sebagai penyimpangan, dan oleh karena itu mengurangi keabsahan data.
C. Jenis dan Strategi Penelitian
Jenis dan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif dan pendekatan studi kasus terpancang. Namun tidak mengabaikan metode-metode analisis kuantitatif (statistika) untuk mengukuhkan hasil kualitatif sehingga tercapai objektifitas atau kualitas hasil penelitian yang lebih sempurna.
Karena itu, menyesuaikan dengan paparan Nazir (1988:63) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Serta merujuk pula pada Whitney 1960 dalam Nazir (1988:63), bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Metode ini diharapkan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi yang mendalam dan penuh nuansa, yang jauh lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka. Seperti yang disarankan oleh Sadhana (1993:15-17) bahwa suatu penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif mengumpulkan data lebih banyak kata atau gambar dari pada angka. Data tersebut meliputi transkrip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, memo, catatan resmi lainnya. Selain itu, ia mengemukan pula bahwa periset atau peneliti kualitatf lebih memperhatikan proses, dan menganalisa datanya secara induktif (seperti corong; terbuka pada bagian atas dan mengarah serta menghusus di bawah), serta memahami bahwa “makna” merup soal yang esensial bagi ancangan kualitatif yaitu perhatiannya adalah dengan (participant perspective) perspektif pelibatan.
Hal inilah yang menjadi pusat perhatian dalam memahami bagaimana keterkaitan (pengaruh) nilai budaya lokal dengan pembangunan ekonomi khususnya di Wilayah Pesisir.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai keterkaitan Nilai Budaya Lokal dalam Kelompok Punggawa-Sawi (Institusi Lokal) dengan Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir di Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Barrang Lompo dengan pertimbangan bahwa :

Pulau ini mudah dijangkau oleh alat transportasi laut dan jarak ke kota Makassar sebagai tempat tinggal penulis tidak terlalu jauh.
Pulau ini cenderung memiliki budaya yang cenderung masih asli (kurang mendapat pengaruh modernisasi).
Pulau tersebut memiliki garis pantai (pesisir) yang relatif lebih panjang dari pulau-pulau disekitarnya.
Mata pencaharian penduduknya umumnya sebagai nelayan (pelaut).
Di pulau ini didiami berbagai kelompok sosial (institusi masyarakat) terdapat di pulau Barrang Lompo, khususnya kelompok Punggawa Sawi.
Dan penelitian ini direncakan berlangsung selama 4 (empat) bulan tidak termasuk penyusunan proposal ini. Namun waktu tersebut dapat berubah dengan situasi dan kondisi di tempat penelitian. Karena itu, boleh jadi waktu tersebut berkurang atau bertambah.
E. Populasi, Sampel, Responden dan Informan
1. Populasi
Populasi atau wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subyek yang kuantitas dan karasteristik tertentu (Sugiyono, 1998:57), sedangkan Kerlinger (1973) dalam Sepilla,dkk (1993:160), mengemukakan bahwa “pupolasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik”.
Karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek dan karasteristik di pulau Barrang Lompo kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, Sampel atau sample merupakan contoh, monster, representant, atau wakil dari satu populasi yang cukup besar jumlahnya. Dan tujuan mengambil sampel ialah memperoleh keterangan mengenai objeknya, dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari populasi (Kartono, 1986:115). Sedangkan menurut Ferguson (1976) dalam Sepilla,dkk (1993:160), bahwa sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.
Syarat yang sangat penting dalam pengambilan sampel itu ialah harus mewakili populasi. Wakil atau representant di sini bukan berarti harus identik- sama dengan anggota-anggota lainnya; juga bukan merupakan replika yang cermat ataupun duplikat yang persis secara kualitatif; akan tetapi lebih bersifat/mencerminkan semaksimal mungkin ciri-ciri atau sifat-sifat populasi (Kartono, 1986:116).
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi dapat menggunakan rumus Slovin (1960) dalam Sepilla), 1993:161, yaitu:






Sehingga bila menggunakan rumus Slovin maka jumlah sampel yang dapat diambil di pulau Barrang Lompo yang berpenduduk 3.411 jiwa (tahun 1998), dengan batas kesalahan 5%, adalah 345 orang.
Sedangkan bila menggunakan ukuran Gay (1976) dalam Sepilla,1993:163, yang mengemukakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian deskriptif adalah 10% (persen) dari populasi. Sehingga batas minimum sampel yang dapat digunakan untuk penelitian ini yang berpopulasi 3.508 jiwa adalah sekitar 350 orang (10%). Namun, dalam penelitian ini, sasaran atau objek adalah masyarakat nelayan yang berjumlah 702 orang. Sehingga, bila menggunakan ukuran Gay dengan dasar 702 jiwa, maka jumlah sampel minimal adalah 70 orang (10%)
Namun penulis sadar bahwa besar sampel dalam suatu penelitian menurut Krippendorff (1993) bahwa apabila semua unit sampling benar-benar identik, ukuran sampel yang terdiri dari satu sampel sudah mencukupi...dan akan mencakup seluruh populasi apabila setiap sampel bersifat khas. Selain itu, Kartono (1986;120) mengemukakan bahwa pada prinsipnya tidak ada peraturan-peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan berapa persen sampel tersebut harus diambil dari populasi.
Dalam penelitian ini, untuk lebih memenuhi prinsip-prinsip ilmiah, sampel ditentukan dengan cara “stratified clucter sample” (Moh. Nasir, 1983;333), sebesar 70 orang, yaitu dengan cara sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling dan cluster sampling. Stratified sampling, yaitu populasi dibagi dalam kelompok yang homogen lebih dulu, atau dalam strata, antara lain: Kelompok Punggawa dan Kelompok Sawi. Sedangkan cluster sampling yaitu populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster. Beberapa cluster dipilih dulu sebagai sampel, Kemudian dipilih lagi anggota unit dari sampel cluster di atas. Dan untuk menentukan anggota sampel digunakan “purposif” (bertujuan) serta “Stratified” (berstrata).
Gambar 3a

Namun, dalam pelaksanaan penelitian ini, jumlah atau besarnya sampel tidak mengikat dan menganggap bahwa sampel yang penulis gunakan adalah mewakili semua anggota kelompok Punggawa-Sawi. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian tidak menjadi kaku, namun akan tetap menjaga objektifitas.
3. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para anggota kelompok Punggawa-Sawi yang dapat memberi keterangan (penjelasan-penjelasan) yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Informan
Untuk menguatkan keterangan-keterangan atau penjelasan responden maka digunakan informan. Dan dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan dengan cara sengaja. Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini terdiri dari pemuka-pemuka agama, tokoh-tokoh adat serta tokoh-tokoh masyarakat. Setiap informan yang digunakan adalah para anggota kelompok punggawa-sawi yang dipandang memiliki pengetahuan yang mendalam dan relevan dengan objek penelitian.
F. Jenis dan Sumber Data
Untuk keperluan pemenuhan data penelitian, maka jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Jenis data primer merupakan informasi utama dalam penelitian ini yang diharapkan diperoleh secara langsung dari sumber utama yaitu responden (informan) penelitian melalui wawancara, kuesioner, dan sebagainya. Data primer yang menjadi utama adalah menyangkut bagaimana sistem pelaksanaan dan persyaratan-persyaratan dari Upacara Lingkaran Hidup dalam masyarakat. Serta apa saja sumber-sumber pendapatan yang dapat meningkatkan pendapatan. Kemudian bagaimana pengaruh nilai budaya lokal tersebut terhadap perilaku (tindakan) anggota kelompok punggawa sawi yang berkaitan dengan dorongan pembangunan ekonomi.
2. Data sekunder
Sedangkan data sekunder, diperoleh melalui dokumentasi baik di instansi pemerintah maupun dokumen-dokumen penting dalam masyarakat yang relevan dengan penelitian ini. Dan data sekunder ini dijadikan sebagai informasi pelengkap.
Sedangkan sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto dan data statitistik.
Menurut Lofland dan lofland (1984 dalam Moleong, 1996;112) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain.
Kata-kata dan Tindakan, diperoleh melalui pengamatan dan wawancara yang dicatat atau direkam dalam tape record, yang merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.
Sumber tertulis, diamati antara lain dari buku-buku, majalah ilmiah, arsip-arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.
Foto, diamati, baik dari foto buatan sendiri maupun foto-foto dari album responden, foto-foto dokumen, foto-foto instasi, dan lain-lain.
Data Statistik, diolah dari data-data terutama dari dokumen kelurahan dan kantor statistik, serta data-data dari lembaga-lembaga masyarakat.
G. Pola Pengamatan
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan pola pengamatan: 4W, 5W, dan Triangulation (Poli,1998), sebagai berikut:
Gambar 3b


Selain itu, dalam penerapan pola 4W dapat melahirkan proses Surprise-Wonder-Admiration, yang merupakan kelanjutan pola 4W ke dalam 5W.
Gambar 3c















H. Tehnik Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang objektif, maka digunakan cara:
1. Tehnik Komunikasi
Karena dalam penelitian ini membutuhkan informasi dari informan maupun responden, maka terjadi proses-proses komunikasi yaitu bertanya/meminta dan menjawab/melayani, baik yang berlangsung secara lisan maupun secara tertulis. Sehingga diperlukan tehnik komunikasi.
Reliabilitas dari tehnik komunikasi ini sering dianggap lebih objektif dan lebih bisa dipertanggung jawabkan jika dibanding dengan hasil dari tehnik observasi. Hal ini disebabkan karena data yang terkumpul merupakan laporan pribadi yang langsung dari subjek informan, dan kuranglah faktor-faktor subjektivitas dari peneliti sendiri (Kartono, 1983;141).
Pada tehnik komunikasi ini (Kartini Kartono, 1983;140) unsur yang sangat penting adalah saling pengertian di antara dua belah pihak dan bisa memahami masalah yang diteliti. Maka dalam tehnik ini faktor bahasa dan cara pendekatan amat penting dan dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Oleh karena itu, demi lancarnya komunikasi dalam penelitian ini, penulis menggunakan bahasa yang dipahami oleh informan secara halus dan menarik, sopan dan simpatik sehingga dapat mendekatkan budi dan hati guna menggali informasi sedalam-dalamnya yang dibutuhkan.
Kemudian, cara pendekatan yang digunakan adalah dengan cara sopan santun, simpatik, elegant dan supel. Serta menjaga ketersinggungan harga diri informan dan menjungjung tinggi kerahasian fakta-fakta pribadi. Sehingga informan dapat dengan terbuka, bersedia, dan jujur dalam memberikan fakta-fakta yang dikehendaki.
2. Observasi
Teknik ini merupakan salah satu cara yang cukup baik untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, meskipun hanya bersifat partisipasi pasif (Spredley, 1980), karena peneliti tidak terlibat atau berperan langsung dalam kegiatan yang sebenarnya. Observasi ini dilakukan secara formal maupun tidak formal untuk mengamati berbagai peristiwa dan situasi dari aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan Upacara Lingkaran Hidup terhadap pembangunan ekonomi. Cara Observasi, dimaksudkan agar dapat mengamati secara langsung tentang objek yang diteliti.
3. Wawancara
Selain observasi, untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka menggunakan pedoman wawancara (komunikasi langsung) dan catatan harian untuk menampung informasi-informasi yang tidak terjangkau dalam pedoman wawancara. Dan selanjutnya dilakukan wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lebih jelas.
Teknik wawancara ini tidak dilakukan secara tertutup, kaku, dan formal, melainkan dilaksanakan secara luwes, terbuka, akrab, dan penuh kekeluargaan serta mendalam. Kelonggaran cara ini diharapkan mampu mengorek dan menangkap kejujuran informan (responden) sehingga diperoleh informasi yang sebenarnya, sehingga dapat dibedakan antara informasi yang sesungguhnya dengan informasi yang semu.
Wawancara dilakukan terhadap tokoh masyarakat formal yang dipilih dan pemuka masyarakat non-formal. Pemilihan anggota masyarakat sebagai informan (responden) dilakukan dengan teknik "bola salju". Mula-mula ditemui seorang pemuka masyarakat atas petunjuk Pemimpin formal (Lurah), selanjutnya ditelusuri lewat informasi dari anggota masyarakat yang ditunjukkan oleh anggota masyarakat sebelumnya.
4. Mencatat Dokumen
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang terdokumentasi dan berkaitan dengan pelaksanaan Upacara Lingkaran Hidup di daerah (tempat) penelitian.
5. Teknik Cuplikan
Dalam penelitian kuantitatif teknik sampling lebih ditujukan untuk menarik generalisasi yang bersifat statistik dari suatu populasi. sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat purposive sampling, di mana peneliti lebih cenderung untuk memilih informan (responden) yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang jelas dan mengetahui permasalahan secara mendalam (Sutopo, 1988 dalam Departemen P dan K, 1996;18) Teknik cuplikan semacam ini lebih tepat disebut internal sampling. Dalam menentukan informan (responden) yang tepat, ditentukan atas dasar informasi formal maupun informal. Dalam hal ini dilaksanakan penjajakan terlebih dahulu untuk terjadinya informan ganda dengan fungsi yang berbeda.
Pemilihan informan secara tepat membantu peneliti agar secepatnya dan seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat (Lincoln & Guba, 1985 dalam Moleong,1996;90). Kecuali itu, informan yang dipilih secara tepat berfungsi untuk membantu menjangkau informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, untuk bertukar pikiran, atau untuk membandingkan suatu informasi yang diperoleh dari informan lain (Bogdam & Biklen, 1984 dalam Moleong, 1996;90).
6. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner (komunikasi tidak langsung) merupakan cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data terstruktur. Oleh karena itu, dibuat dalam bentuk pertanyaan tertulis disertai dengan jawaban secara terstruktur yang dibagikan dan diisi oleh responden/informan.
I. Definisi Operasional
Guna kejelasan penelitian ini, maka penentuan variabel perlu disederhanakan definisinya. Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengaruh adalah sesuatu (faktor-faktor) yang mengakibatkan atau mendorong untuk berusaha (meningkatkan pendapatan).
Wilayah Pesisir yang dimaksud adalah daerah yang masih dipengaruhi oleh aktifitas atau kegiatan yang berhubungan dengan laut.
Faktor-faktor yang dimaksud adalah Faktor budaya yaitu Upacara Lingkaran Hidup
Upacara Lingkaran Hidup, meliputi: a. Upacara Kehamilan. b. Upacara Masa Anak-anak (Sunatan). c. Upacara Perkawinan. d. Upacara Kematian.
Keterkaitan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pengaruh setiap Upacara Lingkaran Hidup terhadap pembangunan ekonomi serta terhadap tindakan-tindakan yang mendorong Anggota Kelompok Punggawa sawi untuk membuka dan mencari sumber-sumber pendapatan lain guna meningkatkan pendapatannya.
Pembangunan ekonomi meliputi; Peningkatan pendapatan, Perluasan kesempatan kerja,Pemenuhan kebutuhan pokok /Pemerataan pendapatan, Meningkatnya rasa harga diri
Sumber-sumber pendapatan yang dimaksud adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota kelompok Punggawa sawi untuk meningkatkan pendapatan. Indikator yang diukur adalah: a) Jenis Usaha/kegiatan, b) Jumlah Penghasilan rata-rata, dan c) Waktu yang digunakan.
Peningkatan Pendapatan adalah selisih rata-rata (kotor) dari jumlah pertambahan pendapatan dikurang pendapatan awal (biasanya).
Peningkatan rasa harga diri yang dimaksud adalah hasrat akan nama baik atau gensi, pengakuan, penghormatan dan penghargaan dari orang lain
Yang dimaksud dengan pendapatan ialah upah atau gaji atau hasil yang diperoleh responden yang bersumber dari sektor formal dan sektor informal dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rata-rata dalam rupiah.
J. Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran yang digunakan adalah skala yang dikembangkan oleh Likert (Muller,1996), dan untuk pembahasan selanjutnya menggunakan angka 0 (nol) kategori terendah dan angka 4 (empat) kategori tertinggi, yaitu:
Tabel 1: Skala Pengukuran

PERNYATAAN SKOR
Sangat Berpengaruh (SB)
Sering Berpengaruh (SR)
Kadang Berpengaruh (KD)
Kurang Berpengaruh (KB)
Tidak Berpengaruh (TB) 4
3
2
1
0
Dari skala pengukuran tersebut dapat diperoleh gambaran deskriftif dari masing-masing variabel dengan indikator-indikatornya dalam tabel frekuensi kumulatif.
Interpretasi tingkat deskriptifnya digunakan cara seperti Sugiyono (1993:71), yaitu skor ideal maximum sama dengan skor tertinggi dari item pernyataan dikali jumlah responden ( 4 x 60 jumlah responden = 240 skor ideal maksimum (SIM) ) dibagi dengan banyaknya item pernyataan (5).
Jadi 240 SIM : 5 = 48 jarak antar skala), secara kontinyu dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3d



Dengan demikian untuk memberi penilaian tentang bagaimana pengaruh Upacara Lingkaran Hidup terhadap peningkatan pendapatan anggota kelompok Punggawa Sawi, adalah:
1. Sangat berpengaruh, jika nilai indeksnya 193 sampai 240
2. Sering Berpengaruh, jika nilai indeksnya 145 sampai 192
3. Kadang-kadang berpengaruh, jika nilai indeksnya 97 sampai 144
4. Jarang Berpengaruh, jika nilai indeksnya 49 sampai 96
5. Tidak berpengaruh, jika nilai indeksnya 0 sampai 48
Selain itu, data-data yang terkumpul disusun dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang untuk memperjelas pengaruh/keterkaitan antara variabel.
Dan kemudian, ditampilkan hasil-hasil observasi, wawancara, ilustrasi, gambar-gambar, dokumen-dokumen yang relevan dan pengamatan-pengamatan di lokasi penelitian untuk memberi kualitas halis penelitian.
K. Validitas data
Validitas data merupkan faktor penting dalam penelitian. Oleh karena itu perlu pemeriksaan data sebelum analisis dilakukan. Ada beberapa teknik pemeriksaan data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan atau mengetahui validitas data, seperti triangulasi, review informan, member chek, penyusunan data base, penyusunan semua mata rantai bukti penelitian (Sutopo, 1990 dalam Departemen P dan K, 1996;19).
Untuk menguji validitas data dalam penelitian ini dipergunakan teknik triangulasi. Denzin membedakan adanya empat macam triangulasi sebagai teknik pengumpulan data, yaitu dengan mengunakan sumber, metode, penyidik, dan teori (Moleong, 1989). Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber. Triangulasi di atas dalam penelitian ini seperti disarankan oleh Patton (1980 dalam Departemen P dan K, 1996;19) dilakukan dengan cara:
Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara,
Membandingkan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi,
Membandingkan apa yang dikatakan orang dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang sepanjang waktu ini,
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang memiliki latar belakang yang berlainan, dan
Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.
L. Metoda Analisa data
Data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan melalui tahap-tahap:
Penyuntingan data.
Pengklasifikasian data berdasarkan variabel yang diteliti. Dan memberikan kode tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Tabulasi data.
Membuat tabel analisis.
Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif, yaitu dilakukan atas dasar fenomena-fenomena serta gejala-gejala yang terjadi, dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil observasi. Jawaban yang telah diperoleh dari responden maupun informan menjadi masukan bagi penulis untuk menarik kesimpulan sendiri. Kesimpulan tersebut dabat berbentuk:
Methodological note, yaitu catatan tentang yang dibuat selanjutnya untuk memperoleh masukan yang lebih luas mendalam;
Theoritical note, yaitu penyelasan teori dengan menggunakan apa yang telah diketahui dari literatur tentang gejala yang diamati.
Hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap pertanyaan (mengapa).
M. Sistematika Penulisan
Kegiatan penelitian ini secara keseluruhan pada dasarnya meliputi empat kegiatan pokok, yaitu: tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan laporan penelitian.
1. Persiapan
a. Pengumpulan dan mengolah referensi.
b. Penentuan variabel
c. Pembuatan daftar pertanyaan dan kuesioner.
d. Penyusunan proposal penelitian.
e. Pengurusan perijinan penelitian.
f. Penentuan informan penelitian.
g. Penyusunan jadwal kegiatan pengumpulan data.
h. Seminar proposal penelitian
i. Perbaikan proposal hasil seminar
2. Pengumpulan Data
Meyakinkan responden (informan) akan maksud penelitian.
Mengumpulkan di lokasi penelitian dengan wawancara, observasi, kuesioner, dan analisis dokumen.
Pengumpulan kembali kuesioner
Mengkaji data yang telah terkumpul dan menyusun refleksinya.
Mengkaji masalah yang dianggap penting, guna menentukan strategi pengumpulan data berikutnya.
Menguji validitas data.
Mengumpulkan data yang lebih memfokus dan analisis awal.
3. Analisis Data
Melakukan analisis awal (tiap kasus), apabila data yang terkumpul sudah dianggap lengkap.
Mengembangkan reduksi data, sajian data, dengan melakukan pen-kode-an (koding).
Menganalisis data temuan (analisa antar kasus)
Mengadakan pendalaman data, jika terdapat kekurangan (lengkap dan jelas).
Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
Pengembangan implikasi dan saran.
4. Penyusunan Laporan
Menyusun laporan penelitian sementara.
Penilaian laporan penelitian sementara dengan pembimbing atau melalui seminar.
Perbaikan laporan dan penyusunan laporan akhir.
Pengandaan laporan
Seminar Akhir.
5. Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, namun jadwal ini tidak tertutup kemungkinan menjadi kurang atau lebih dari jadwal semula.


No KEGIATAN BULAN KE
1 2 3 4 5 6